Mengemas Image Sebuah Film Bersama Nazira C Noer

Abi Ardianda

Selama ini, setiap film Indonesia akan rilis, biasanya kita disuguhi oleh poster dan trailer, atau klip singkat berupa potongan adegan yang diambil dari sebuah film utuh.

Nazira C Noer, seorang founder publisis film bernama Poplicist mengatakan bahwa poster film dan trailer merupakan salah satu tools atau alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan film tersebut pada khalayak. Bagaimana suatu film seharusnya diterima? Bagaimana mendongkrak jumlah penonton? Itu semua merupakan tugas publisis film dalam skema industri perfilman Indonesia. Simak perjalanan Nazira terkait seluk beluk profesinya sebagai publisis hanya di KARENA.ID

Dibukakan Jalan Oleh Mira Lesmana Melalui film 'Atirah'

Semula, Nazira, atau yang akrab dipanggil Bubu berpikir bahwa publisis merupakan profesi yang menghubungkan film ke festival kelas dunia. Itu membuatnya tertarik untuk mengenal lebih jauh dan mempelajari ilmu publisitas di dunia perfilman. Ternyata, setelah menggelutinya, Bubu baru paham bahwa itu merupakan tugas sutradara, produser dan distributor. Meski dugaannya meleset, Nazira mengaku menjadi publisis film merupakan pekerjaan yang membuatnya bersemangat. Rasanya seperti mengerjakan sesuatu yang menyenangkan sekaligus dibayar.

Perjalanan Bubu di dunia publisis film dimulai dari kesempatan yang ditawarkan oleh Mira Lesmana. Ketika itu, Mira hendak merilis film Atirah dan mempercayakan Bubu untuk membantunya dalam keperluan publisitas. Melalui kesempatan itu, Bubu mengakui, dirinya mempelajari banyak hal dan berhasil mengembangkan publisis yang dibangunnya bersama dua kawan; Vivi Coaster, jebolan MRA Group dan Ivan Makhsara, jurnalis dari Rolling Stone. Dalam setahun, biasanya mereka hanya menangani 2 judul film.

Kini, publisis mereka bisa mendapat projyek sebanyak 12 judul dalam setahun, bahkan bisa 3 judul dalam sebulan. Hal tersebut diamati oleh Bubu sebagai kesadaran para sineas di Indonesia yang mulai menyadari keterlibatan publisis dalam film yang dibuatnya. Film tidak lagi dianggap sebagai produk yang bisa dirilis tanpa bantuan publisis, mereka mulai menyadari bahwa positioning di dalam prosesnya juga penting.

Mengerjakan sesuatu yang membuat semangat, seperti mengerjakan sesuatu yang menyenangkan sekaligus dibayar.

Komunikasi adalah Kunci Utama

Bubu mengatakan bahwa profesinya sebagai seorang publisis film adalah merupakan soal komunikasi. Dalam pekerjaannya, komunikasi merupakan kunci utama. Dimulai dari komunikasinya dengan sutradara dan produser sesaat sebelum film mulai shooting, sampai ketika film rilis. Sebelum shooting, idealnya, film tersebut dibuatkan press conference dengan awak media sehingga khalayak tahu bahwa ada film yang sedang diproduksi. Dengan begitu, Bubu berusaha membangun awareness terkait film tersebut dari nol.
Selama masa produksi, Bubu akan menentukan citra yang akan dimiliki oleh film tersebut. Tentu karakter atau soul dari filmnya harus sesuai dengan reputasi yang nantinya dikembangkan. Contoh, ketika mengerjakan sebuah proyek film horror, sudah menjadi tugas Bubu supaya masyarakat tidak memandangnya sebagai film comedy romantis.

Selesai produksi, Bubu dan tim akan bekerja keras untuk menyiapkan program rilis. Termasuk memastikan bahwa film tersebut akan dipenuhi oleh penonton setidaknya pada akhir pertama pemutaran. Karena film dirilis setiap hari Kamis, itu artinya Bubu memiliki 3 sampai 4 hari untuk menjaga traffic penonton supaya tetap ramai. Sebab, film yang kekurangan penonton akan segera disingkirkan oleh pengelola bioskop. Saingannya bukan hanya film lokal. Melainkan juga film Hollywood yang memiliki pasar mayoritas di Indoensia.

Dengan komunikasi yang baik, antar tim, Bubu percaya, strategi yang dilakukan publisis akan membantu kesuksesan sebuah film di masyarakat.

Ketika ditanya bagaimana Bubu menguasai teknik-teknik yang diperlukan di dalam publisis, Bubu menjawab bahwa dirinya selama ini belajar otodidak. Tentu saja latar belakang keluarga, terutama ayah dan ibu yang merupakan pelaku perfiman senior di Indonesia banyak membantunya, tetapi Bubu bercerita bahwa kesuksesannya hari ini diraih dari kerja keras dan kegigihan yang selama ini dia kerahkan.

Menjadi publisis film itu tetap menggunakan pakem-pakem yang diterapkan di dunia marketing, namun produknya adalah film. Yang tentu memerlukan pendekatan berbeda dibandingkan marketing untuk produk lainnya. 
Komunikasi yang baik antar tim akan menghantarkan sebuah film menuju kesuksesan!

Coba Segala Hal

Berangkat dari masa kecil yang indah bersama kedua orang tua, Bubu merasa bahwa dia memiliki keleluasaan untuk melakukan eksplorasi dalam hidupnya. Ketika SMA, Bubu mendapat basiswa sekolah di Amerika dan melanjutkan studi hukum di Trisakti. Merasa kurang cocok dengan jurusan tersebut, Bubu pindah ke Universitas Indonesia untuk mengambil jurusan broadcasting. Masih merasa belum pas dengan passionnya, akhirnya Bubu menemukan panggilan hidupnya di IKJ, dengan studi Teknik penyutradaraan. Sebelumnya, Bubu sudah membuat film pendek yang diproduseri oleh Nia Dinata dan diikutkan pada festival film bergengsi kelas dunia. Film panjang yang ingin direalisasikannya masih berupa rencana. Dirinya merasa saat ini hal tersebut bukanlah prioritas.

Untuk bisa mengetahui apa yang benar-benar kita sukai, Bubu berpesan, tidak ada cara lain selain dengan mencoba segala hal. Sebab melalui percobaan-percobaan itu, kita akan mendapat pengalaman yang kemudian berguna untuk mengetahui passion pribadi. Belum lama ini, Bubu bahkan menghubungi sutradara Joko Anwar untuk dapat bergabung dalam proyek drama musikal yang sedang digarapnya, meski Bubu mengaku tidak bisa bernyanyi. Ternyata, Bubu mendapatkan peran dalam drama tersebut yang tidak mengharuskannya untuk bernyanyi.

Dalam meniti karir, jangan pernah ragu untuk memulai dari bawah. Hal yang sama juga ditempuh oleh Bubu dan semua orang sukses lainnya. Sebab proses yang kita lalui akan memberikan pelajaran tak ternilai yang kelak menjadi manfaat dalam hidup kita ke depan. Kira-kira, apakah sudah terbayang, dari mana Anda akan mulai meniti karir? Dalam bidang apa? Baca artikel inspiratif lainnya dari tokoh terpilih hanya di KARENA.ID.
Created with