Kamu Freelancer Baru dan Bingung Bagaimana Menentukan Tarifnya? Begini Caranya

Nesia Qurrota A’yuni
Sumber:freepik.com
Freelancer kini jadi profesi yang banyak dilirik karena menawarkan banyak fleksibilitas. Salah satunya yang menarik adalah kamu bebas menetapkan tarif untuk jasamu. Tapi, dari kebebasan itulah yang terkadang justru membingungkan.

Kamu bisa jadi akan bertanya-tanya apakah standar tarifmu terlalu tinggi. Jika iya, ini bisa membuatmu kehilangan klien potensial. Atau justru rate yang kamu tawarkan malah terlampau rendah. Bila demikian, kamu mungkin akan kehilangan penghasilan yang sudah selayaknya didapatkan.

Kebingungan itu bisa kamu atasi dengan memiliki pemahaman yang baik tentang market dan juga penilaian terhadap dirimu sendiri. Di samping itu juga masih ada beberapa aspek lain yang perlu kamu perhatikan.
Nah untuk lebih jelasnya, simak tips-tips berikut yang bisa kamu terapkan untuk menentukan tarif sebagai freelancer.

  • Cari Tahu Bagaimana Kamu Ingin Dibayar

Ini maksudnya adalah menentukan bagaimana sistem pembayaranmu, apakah per jam atau per proyek. Tentu keduanya memiliki keuntungan dan konsekuensinya masing-masing. Misalnya dengan sistem pembayaran per jam, kamu bisa memberikan estimasi berapa lama sebuah proyek dapat diselesaikan kepada klien. Klien pun mau tak mau akan menyetujui biaya tambahan waktu jika ada revisi atau perubahan dari mereka.

Sebagai contoh, kamu adalah seorang ilustrator yang biasa mengenakan biaya 7 jam untuk menyelesaikan suatu proyek. Ketika ada revisi dari klien, kamu bisa menambahkan biaya satu sampai tiga jam untuk menyelesaikannya. Cara tersebut akan membuatmu terhindar dari revisi berulang yang memakan lebih banyak waktu.

Di sisi lain, sistem per jam juga ada konsekuensinya, seperti tampak terlalu tinggi di mata klien, terlebih jika dibandingkan dengan karyawan kantoran pada umumnya. Selain itu, klien juga berpotensi untuk memberikanmu lebih banyak tekanan karena mereka berpaku kepada waktu pengerjaan.

Lalu, untuk sistem pembayaran per proyek, ini cukup jamak dipakai freelancer Indonesia. Sistem ini memberikan fleksibilitas karena kamu bisa mengacu kepada tarif pada proyekmu yang sebelumnya. Klien dapat melihat dengan siapa kamu bekerja dan bagaimana hasilnya. Hal itu bisa membantu memberikan alasan ketika kamu memasang tarif lebih tinggi karena kualitas kerjamu telah diakui.

Meski begitu, dengan sistem pembayaran ini kamu harus siap dengan banyak detail yang disampaikan oleh klien. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap hasil karyamu. Alhasil, kadang ada revisi berulang yang diberikan supaya hasil proyek mereka sempurna.

  • Cari Tahu Rate Freelance sesuai Bidangmu

Setelah menetapkan sistem pembayaran yang paling pas denganmu, saatnya mencari tahu rate freelance atau harga pasaran sesuai bidangmu. Kamu bisa melakukannya dengan:

  • Riset di Internet

Kamu bisa mencari referensi rate untuk bidangmu di beberapa situs khusus freelance dalam dan luar negeri. Biasanya, para freelancer di sana telah memasang harga untuk jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk content writer, ada yang menetapkan harga Rp100.000 sampai dengan Rp150.000 untuk tulisan di bawah 500–1.000 kata. Ada juga yang menetapkan berdasarkan tingkat kesulitan topik atau jenis tulisannya.

  • Tanya kepada Teman Atau Kerabat yang Pernah Menjadi Freelancer

Nah, jika masih belum yakin dengan hasil googling, kamu juga bisa tanya kepada teman atau kerabat yang berpengalaman di situ. Coba cari tahu siapa saja yang pernah menjadi freelancer dan kulik bagaimana cara mereka menentukan harga. Hal itu misalnya aspek apa saja yang masuk dalam perhitungan, bagaimana jika ada biaya tambahan yang dikeluarkan, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, kamu dapat memastikan atau membandingkan bahwa tarif yang kamu tetapkan cukup kompetitif dan masuk akal.

  • Tanya kepada Pihak yang Pernah Menggunakan Jasa Freelancer

Kamu juga bisa menambah perspektif dengan bertanya kepada kenalanmu yang pernah menggunakan jasa freelancer. Tanyakan berapa fee yang mereka bayarkan kepada freelancer. Seperti, bagaimana sistem dan mekanismenya. Kemudian juga tanyakan apakah mereka puas dengan harga tersebut jika dibandingkan dengan hasil kerja freelancer.

  • Kalkulasikan dengan Biaya Pendukung, seperti Peralatan, Software, Kesehatan, dan lainnya.

Dalam pengerjaan sebuah proyek, kamu mungkin perlu dukungan peralatan dan perangkat lunak yang mungkin berbayar. Maka dari itu, tidak ada salahnya kamu memasukkan biaya tersebut sebagai komponen dari tarif yang diberikan kepada klien.

Lalu, jangan lupakan aspek kesehatanmu. Sebagai freelancer yang mungkin lama bergelut di depan layar monitor atau yang kerja hingga larut untuk menyelesaikan sebuah proyek, kamu perlu berjaga dengan memiliki asuransi kesehatan. Masukkan biaya asuransi tersebut ke dalam komponen tarif freelance-mu sehingga ada jaminan untuk kesehatanmu.

  • Perhatikan Brand Value-mu

Sebagai seorang pekerja lepas, penting untuk tahu brand value-mu supaya mudah dalam menentukan tarif yang wajar. Brand value sendiri merupakan nilai uang atau finansial dari produk yang ingin kamu jual untuk klien.

Lantas apa yang menentukan brand value seseorang?

Itu bisa didasarkan kepada tingkat keahlian, pengetahuan, pengalaman, dan juga portofolio kerjamu. Maka dari itu, tidak ada salahnya kamu terus mengembangkan keahlian. Ubah mindset bahwa menambah keahlian tidak sama dengan memperbanyak pengeluaran, tapi itu adalah investasi yang akan berguna bagi kelangsungan kariermu.

Begitu juga dengan pengalaman dan portofolio. Ada baiknya kamu mulai dari proyek yang kecil-kecil terlebih dahulu. Baru setelah pengalamanmu dan brand value-mu turut meningkat, kamu bisa lekas mengambil proyek besar.

Sebagai contohnya, seorang freelancer desainer dengan pengalaman kerja 5 tahun akan memiliki nilai pasaran lebih tinggi ketimbang mereka yang berpengalaman kurang dari setahun.

  • Pelajari Teknik Bernegosiasi dengan Klien

Setelah kamu mempresentasikan tarif jasamu, klien mungkin akan mencoba untuk bernegosiasi terkait harganya. Dua kemungkinannya adalah mereka cocok dengan nominal tersebut atau mereka keberatan sehingga minta diturunkan. Jika kamu menghadapi situasi itu, jangan langsung menurunkan tarifnya atau menolak pekerjaan yang diberikan.
Coba pertimbangkan lagi hal-hal berikut:

  1. Apakah klien ini bisa membuka banyak pintu usaha lainnya buatmu?
  2. Seberapa terkenal klienmu?
  3. Apakah proyek ini lebih mudah daripada kebanyakan?
  4. Apakah ini termasuk pekerjaan lepas jangka panjang yang berkelanjutan?

Pikirkan tentang apa yang paling pas dari situasi tersebut sehingga kamu bisa menentukan pilihan, apakah menurunkan atau tetap pada standar tarifmu. Jika pilihannya adalah mempertahankannya, coba sampaikan beberapa penguatan kepada klien. Misalnya kamu memiliki pendidikan lebih daripada orang lain di bidangmu atau kamu mempunyai portofolio yang sangat mengesankan. Namun jika ditolak, kembali lagi ke tujuanmu. Jika kamu masih merintis, tidak ada salahnya mengambil tarif tersebut selagi sudah sesuai dengan biaya tambahan yang kamu keluarkan.
Itulah cara menentukan rate bagi freelancer yang bisa kamu terapkan. Namun, hal yang paling penting untuk kamu ingat adalah tidak ada tarif yang permanen. Maksudnya, tarif yang kamu tetapkan saat ini bisa kamu perbarui dua atau tiga tahun ke depan seiring dengan keterampilan serta pengalamanmu yang terus meningkat. 
Empty space, drag to resize

Kelas

\Learnworlds\Codeneurons\Pages\ZoneRenderers\CourseCards
Created with