Kesuksesan Carousel: Berangkat Dari Trauma Berhutang

Abi Ardianda

Apa saja yang dapat memotivasi seseorang untuk memulai bisnis? Tidak nyaman bekerja di bawah perintah? Atau ingin memiliki waktu luang?

Berbeda dengan alasan pada umumnya, pasangan suami istri Hidayat dan Mira memulai bisnis semenjak mendapat musibah finansial. Event yang mereka buat semasa kuliah mengalami kerugian cukup besar yang merupakan tanggung jawab mereka. Sebagai solusi, keduanya memutuskan untuk berbisnis. Ketika sistem drop ship belum populer, mereka sudah lebih dahulu menjalankan sistem tersebut dan meraih keuntungan. Bagaimana kemudian mereka bisa menciptakan sebuah brand apparel terkenal dengan ratusan ribu pengikut di Instagram? Ikuti kisah sukses mereka dalam artikel yang telah dengan apik ditulis oleh KARENA.ID

Memanfaatkan yang Dimiliki

Sama seperti teman sebayanya, ketika itu, Hidayat dan Mira juga memiliki keinginan untuk nongkrong bersama teman-teman sampai membeli beragam barang. Namun, dengan keuangan terbatas, ditambah kerugian yang dihasilkan dari event musik yang mereka Kelola, akhirnya keduanya dibebani sejumlah hutang yang tidak sedikit.

Musibah tersebut, alih-alih membuat mereka terpuruk, justru hal tersebut memotivasi mereka untuk menjadi pengusaha. Bedanya, apabila pengusaha pada umumnya memulai bisnis dengan sejumlah modal, modal mereka malah minus. Bisnis apa yang dapat mereka jalankan dengan modal minus? Tercetus ide dropship. Dengan bekerja sama dengan beberapa supplier, keduanya menjual kembali barang ke pasaran.

Keterbatasan itu membuat Hidayat berinisiatif untuk memanfaatkan yang mereka terlebih dahulu, yakni sumber daya. Kemampan Hidayat di bidang desain membuatnya memutuskan untuk memodifikasi setiap desain yang diterimanya dari supplier, tidak langsung jual. Sehingga lebih enak dilihat. Perlahan, setelah mereka mendapat keuntungan, selain digunakan membayar hutang mereka juga memutuskan untuk membeli ponsel, untuk memenuhi keperluan operasional. Pelan-pelan keuntungan yang mereka dapatkan cukup untuk mengumpulkan stock sendiri.

Tidak jadi soal; apakah mereka sedang berada di dalam kelas, atau ketika senggang, mereka pasti membalas pesan yang masuk terkait pesanan. Untuk beberapa saat, bisnis yang lebih dikenal dengan istilah makelar itu mereka jalankan selama beberapa saat. Dari tahun 2014, usaha itu mereka geluti hingga 2017. Tahun itu mereka memutuskan untuk membangun produk sendiri, berupa animal hat, yang bernama Carousel, yang saat ini berhasil meledak di pasaran.

Musibah, alih-alih membuat terpuruk, justru memotivasi Hidayat dan Mira untuk menjadi pengusaha.

Kesempatan itu Diciptakan, Bukan Dinantikan

Carousel merupakan beberapa karakter yang diadopsi dari hewan-hewan. Mereka diberi nama, rupa, ciri khas, sampai tabiat. Namanya dipilih dari pemenang giveaway yang diadakan Hidayat untuk 30.000 pengikutnya di Instagram. Sementara tabiatnya sengaja dibentuk dari karakter yang mewakili orang kebanyakan, sehingga mereka dapat merasa relate. Hingga kini, pemenang yang mengusulkan nama tersebut masih setia mengikuti perjalanan Hidayat dan Mira di Instagram.

Kemudian, Hidayat dan Mira mengaplikasikan desain para karakter tersebut pada produk mereka, yang sebagian besar merupakan apparel. Sejauh ini, HIdayat dan Mira memerhatikan produk apa saja yang sedang tren di pasaran, kemudian mereka akan mengaplikasikan karakter mereka ke dalam produk tersebut sebelum dijual.

Seiring berjalannya waktu, baik Hidayat maupun Mira tidak mengira bahwa karakter-karakter binatang mereka akan menjadi tren dan laku keras di pasaran. Tentu saja hal tersebut mendatangkan keuntungan. Namun, pada suatu ketika, seseorang dengan curang membajak desain jagoan mereka dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah. Dari situ, Hidayat mendapat pelajaran mengenai pentingnya hak cipta. Sehingga ketika Hidayat membuat desain lainnya, ia juga sekaligus mengamankan hak cipta dari desain-desain yang diciptakannya.

Total terdapat lima karakter binatang yang dibuat oleh Hidayat. Panda, babi, dinosaurus, kucing dan beruang. Karakter dinosaurus khusus diciptakan untuk teman-teman berjenis kelamin laki-laki supaya bisa ikut menggunakan Carousel, sebab desainnya sengaja tidak dibuat feminin. Namun secara keseluruhan, desain-desain yang dibuat oleh Hidayat sengaja dibuat unisex, dengan tujuan memperluas pasar. Kini kelima karakternya dapat kamu menghiasi produk jualan mereka, mulai dari apparel sampai dengan tumbler.
Apabila kita perhatikan, setiap langkah yang diambil oleh Hidayat dan Mira merupakan kesempatan yang mereka ciptakan. Alih-alih menantikan kesempatan itu datang, mereka memilih menciptakannya sendiri.
Hak cipta itu penting agar desain yang dibuat tidak dibajak!

Pentingnya Menentukan Tujuan

Sama seperti hendak berangkat ke suatu tempat, tentu kita akan menentukan tujuan terlebih dahulu. Tujuan berguna juga untuk merancang rute untuk mencapainya. Tanpa tujuan usaha, kita bisa saja tersesat di tengah perjalanan menjalankan usaha. Tujuan Hidayat dan Mira membangun bisnis ini adalah tentu saja alasan sekuritas finansial.

Namun, bagi mereka kesejahteraan bersama juga penting, Itulah kenapa dalam perusahaan mereka sistem yang diterapkan begitu kekeluargaan. Namun dengan ketegasan, sebab mereka tidak ingin karyawan yang terlibat memanfaatkan sistem kekeluargaan tersebut untuk bersikap acuh. Tetap menerapkan sistem kekeluargaan, namun dengan tanggung jawab.

Ke depannya, Hidayat bercita-cita membangun land store bagi para karakternya. Sehingga para konsumennya dapat mengunjungi land store tersebut dan bermain dengan para karakternya langsung. Selama ini, cara Hidayat mereka mengidupkan karakter-karakter tersebut adalah dengan cara melakukan brand aktivasi.

Mengadakan konser virtual yang dipandu oleh karakter binatang buatannya, misalnya. Dengan mempersembahkan musisi ternama, mulai dari Tulus sampai Kunto Aji. Atau menggelar dangdut koplo, tentu saja dalam rangka meningkatkan awareness karakter andalan. Konser dengan konsep matang tersebut lebih menarik pengunjung ketimbang konser yang hanya mempersembahkan bintang utama.

Menajamkan karakter yang kita miliki merupakan salah satu hal yang perlu kita lakukan saat sedang memetakan diri dalam tahap perancangan. Apabila ingin memulai bisnis tetapi merasa tidak punya apa-apa, Hidayat dan Mira kembali mengingatkan kita bahwa kita selalu memiliki diri sendiri. Sebab, itulah sumber daya utama.

Simak artikel inspiratif dari tokoh kreatif lainnya bersama KARENA.ID 

Sumber:
https://inforial.tempo.co/info/1003187/awalnya-clothing-carousel-kini-rambah-bisnis-animasi-dan-konser-musik 
Created with