Cara Memantik Ide Kreatif dengan Brainstorming
Kamu mungkin sudah sering mendengarkan kata “brainstorming”. Namun, apa kamu sudah sering mempraktikkannya? Jika iya, coba dipikir-pikir lagi seberapa efektif brainstorming-mu selama ini?
Brainstorming sendiri memang dipercaya jadi salah satu metode efektif untuk memantik ide kreatif seseorang. Pencarian ide dengan cara ini begitu diminati karena dilakukan dengan pendekatan informal sehingga menghadirkan kesan yang relaks. Ide-ide kreatif pun akan lebih mudah muncul.
Meski cenderung berlangsung santai, pakar public speaking sekaligus motivator asal Kanada, Brian Tracy, mengungkap ada beberapa kunci sebuah brainstorming. Menurutnya, Kunci utama brainstorming dapat berjalan efektif adalah masalah atau pertanyaan yang dibahas harus disampaikan secara jelas sehingga dipahami oleh semua peserta. Ambil sedikit waktu untuk menjelaskan ke rekanmu jika ada yang tidak paham dengan permasalahannya atau ide yang dicari. Pemahaman yang baik akan meningkatkan kualitas dari berbagai usulan ide kreatif dari peserta.
Nah, dari sesi brainstorming sendiri sebenarnya diharapkan akan lahir ide sebanyak mungkin. Biasanya dibutuhkan waktu 15–45 menit untuk melakukan sesi tersebut. Namun kata Tracy, waktu yang paling ideal untuk brainstorming adalah 30 menit. Jadi kamu tidak perlu melakukannya selama berjam-jam hanya karena ingin mendapatkan ide sebanyak mungkin. Ingatlah untuk terus menjadi efektif dan efisien, ya.
Di samping itu, jumlah peserta brainstorming juga berpengaruh. Kata Tracy, idealnya peserta brainstorming adalah empat sampai tujuh orang. Kurang dari empat orang, maka kamu akan kekurangan stimulasi untuk berpikir kreatif. Sementara itu, jika lebih dari tujuh orang, kemungkinan tidak cukup kesempatan bagi setiap orang untuk berkontribusi menyumbangkan ide mereka.
Kunci berikutnya, brainstorming secara umum tentunya membutuhkan seorang pemimpin. Mereka bertugas sebagai stimulator bagi peserta supaya dapat mengeluarkan ide-ide kreatif secara mengalir. Hal itu merujuk kepada aturan terpenting dalam brainstorming, yaitu menghindari evaluasi ide selama proses berlangsung. Sebab, fokus utamanya adalah pada kuantitas, bukan kualitas. Evaluasi dan diskusi ide-ide bisa dilakukan setelah sesi brainstorming berakhir.
Itu merupakan gambaran brainstorming yang lazim dilakukan. Akan tetapi yang perlu kamu ketahui, sejak pertama kali brainstorming dicetuskan oleh advertising executive, Alex Osborn, pada 1941 lalu, teknik ini terus berkembang. Kini, ada puluhan metode brainstorming yang bisa dipilih. Itu semua hadir untuk mengakomodasi kondisi setiap orang yang berbeda. Nah, berikut merupakan lima contohnya.
- Brainwriting
- Brainwriting
- Rolestorming
- Rolestorming
Melalui rolestorming, ini akan mengantisipasi keraguan. Dengan berlindung di bawah karakter suatu sosok, peserta brainstorming akan lebih cenderung terbuka dengan ide-ide daripada mengungsungnya atas nama mereka sendiri.
- The 5 Ways
- The 5 Ways
- Rapid Ideation
- Rapid Ideation
- Brain-Netting
- Brain-Netting
Cara tim melakukan kolaborasi virtual pun cukup bervariasi, contohnya pemimpin tim bisa mengajukan pertanyaan umum seperti "Apa yang tim kita inginkan soal customer experience?" Dari pertanyaan tersebut kemudian bisa berkembang menjadi diskusi. Di samping itu, juga bisa dikombinasikan dengan teknik lain, seperti role storming dan rapid ideation.
Kelas
Artikel Terbaru
