7 Public Space dengan Arsitektur Unik yang Bisa Kamu Eksplorasi
Nesia Qurrota A’yuni
Sumber:vecteezy.com
Mengeksplorasi berbagai tempat baru dapat menghadirkan pengalaman baru buatmu. Baik dari suasana, bentuk bangunan, maupun berbagai hal yang ada di dalamnya, bisa jadi tersimpan beragam inspirasi. Mengapa demikian? Ini ternyata terkait dengan meningkatnya kadar endorfin saat kamu berkunjung ke tempat baru. Kadar endorfin yang bisa membuatmu lebih bahagia akan menjadi stimulus mengeluarkan ide-ide menarik.
Nah, di Indonesia sendiri ada banyak tempat yang bisa kamu kunjungi. Salah satunya adalah tempat-tempat umum dengan gaya arsitektur yang unik. Ada bangunan yang bernuansa Kolonial, modern, minimalis, hingga yang menjadi akulturasi dari berbagai budaya, bisa kamu eksplorasi. Dari bangunan tersebut kamu mungkin akan dibuat kagum dan bertanya-tanya bagaimana seorang arsitek mampu memunculkan ide tersebut. Dan tentunya, bagaimana mereka bisa menciptakan tersebut menjadi bangunan yang ikonik.
Belum tahu kira-kira mau ke mana? Kamu bisa menambah daftarmu dengan mengeksplorasi tempat-tempat berikut ini. Lihatlah suasana, kreativitas arsitek, dan fasilitas di dalamnya, dan tunggu bagaimana mereka menghadirkan perasaan baru buatmu.
- Perpustakaan Taman Ismail Marzuki
- Perpustakaan Taman Ismail Marzuki

Perpustakaan Taman Ismail Marzuki dok Taman Ismail Marzuki
Sebagai destinasi pertama, kamu bisa mengunjungi Perpustakaan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta Pusat. Perpustakaan yang telah direvitalisasi sejak 2019 lalu, kini hadir dengan wajah baru. Dari tangan arsitek kenamaan, Andra Matin, TIM berubah menjadi ruang baca, sekaligus ruang publik dengan konsep modern yang berpadu dengan budaya Betawi
Perpustakaan TIM terdiri atas tiga lantai dan menghadirkan buku untuk berbagai usia. Dari bangunannya didominasi unsur kayu dan beton untuk memberikan kesan hangat dan luas. Wajah baru ini juga menyiratkan optimisme baru kepada publik melalui persepsi baru mengenai ruang belajar yang modern.
Lalu pada ruang terbuka yang kamu lihat sebelum memasuki area baca, ternyata terinspirasi dari keberadaan teras pada Rumah Kebaya, rumah adat betawi. Ruang terbuka tersebut berfungsi sebagai area penerima dan berkumpul sebelum pengunjung masuk area koleksi buku melalui tangga Balaksuji.
- Semesta’s Gallery
- Semesta’s Gallery

Semesta Gallery dok Netgram
Di tengah hiruk pikuk Jakarta, mari sejenak mengistirahatkan pikiranmu dengan berkunjung ke Semesta's Gallery. Ruang seni yang berlokasi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, ini menghadirkan pemandangan hijau dan udara segar yang menenangkan.
Semestas's Gallery hadir dengan dua bangunan utama berlapis semen yang memanjang menghadap pepohonan rindang. Di lantai pertama, kamu bisa mencoba kegiatan mewarnai yang diberikan secara gratis. Kemudian di lantai kedua, ada berbagai karya Andra Semesta, pemilik galeri, mulai dari lukisan bertema musik hingga fauna. Dan di lantai tiga, kamu bisa melihat studio Andra tempat dia berkarya. Di lantai ini juga kamu bisa secara leluasa memandang ruang hijau yang ada dengan leluasa.
Sebagai pengunjung, kamu tidak akan dipungut ketika memasuki Semesta's Gallery. Sebab dari beragam karya yang dipajang, Andra ingin menyatukan para seniman dan penikmat seni sehingga perputaran kreativitas terus berjalan.
- Spiegel Bar & Bistro
- Spiegel Bar & Bistro

Spiegel Bistro dok Spiegel
Dulunya, Semarang menjadi salah satu pusat perekonomian yang pesat pada masa Kolonial Belanda. Sampai-sampai kota yang berada di pesisir utara Jawa ini mendapat julukan “The Little Netherland”. Meski sudah berlangsung ratusan tahun lalu, nuansa Belanda itu masih bisa kamu rasakan sekarang saat mengunjungi kawasan Kota Lama Semarang.
Di antara banyaknya gedung-gedung tua bergaya Belanda, kamu bisa mampir di Spiegel Bar & Bistro. Restoran ini dikelola oleh arsitek lulusan Australia, Shita Devi Kusumawati. Untuk mempelajari cara merenovasi gedung tua, Shita bahkan sampai pergi ke Portugal dan Belanda. Hal-hal detail, seperti material tembok, letak saklar, semua dia pelajari hingga kemudian berhasil mengubah bangunan yang berdiri sejak 1895 itu menjadi tempat nongkrong yang estetik, kekinian, dan nyaman. Dilihat dari desain interiornya, plafon yang didominasi oleh kayu, keberadaan mezzanine, dan tiang-tiang tinggi menjulang akan membuatmu seperti berada di Eropa sungguhan.
Nah dari segi menu, salah satu andalan di Spiegel Bar & Resto adalah cita rasa kopinya. Konon, para barista yang bekerja di sana mendapatkan pelatihan dari Morph Coffee, sebuah pengolah kopi ternama di Indonesia. Kopi yang dihasilkan pun mendapatkan ulasan positif, mulai dari Espresso, Piccolo, Cappucino, Latte, dan masih banyak lagi. Di samping itu, Spiegel Bar & Bistro juga menyediakan berbagai hidangan yang menggugah selera, seperti pasta, pizza, steak, dan lain sebagainya.
- Microlibrary Warak Kayu
- Microlibrary Warak Kayu

Microlibrary Warak Kayu dok MWK
Masih di Semarang, kamu juga bisa menambah ilmu sembari menikmati desain arsitektur di Microlibrary Warak Kayu. Perpustakaan kecil yang berada tak jauh dari Tugu Muda Semarang itu memiliki desain arsitektur seperti rumah panggung dengan hampir 90 persen bangunannya terbuat dari kayu. Yang membuat unik lagi, di sisi-sisi bangunan, desain dibuat menyerupai sisik Warak Ngendok yang menjadi ikon Kota Semarang selama ini. Itu mengapa perpustakaan ini kemudian dinamai Microlibrary Warak Kayu.
Adapun tim arsitek yang menggarap Microlibrary Warak Kayu adalah Suryawinata Heinzelmann Architecture Urbanism (SHAU). Dalam proses pembangunannya, mereka menggunakan metode konstruksi asal Jerman, Zollinger Bau Weise, yang secara umum mengatur alur ventilasi udara, pencahayaan, dan multifungsi suatu ruangan. Dari situlah kemudian berdiri perpustakaan mungil yang nyaman dan juga instagramable ini. Bahkan, Microlibrary Warak Kayu sempat meraih dua penghargaan bergengsi sejak dibuka 2020 lalu, yakni Architizer A+ Awards pada 2020 dan Arsitektur Building of the Year 2021 dari ArchDaily.
Dengan tempat yang nyaman dan menarik, diharapkan dapat meningkatkan semangat membaca masyarakat lokal yang ada di sana. Untuk itu, Microlibrary Warak Kayu juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung untuk membaca, seperti koleksi buku yang lengkap dari berbagai usia,dan juga tempat-tempat yang nyaman untuk anak belajar dan bermain.
- Rumah Rempah Karya
- Rumah Rempah Karya

Rumah Rempah Karya dok Rumah Rempah Karya
Arsitektur unik tak serta merta terbuat dari material baru atau mahal. Dari barang-barang bekas pun, sebuah bangunan yang bernilai seni bisa berdiri. Salah satu contohnya adalah Rempah Rumah Karya, di Colomadu, Karanganyar, yang dibangun dari sisa-sisa pembangunan sebuah gudang. Beberapa potongan konstruksi berupa baja profil disusun menjadi kerangka utama bangunan. Sementara itu, dinding bangunan terbuat dari rangka baja dan panel kayu serta kaca. Lalu, dari dekorasi interiornya menggunakan pelat motor bekas dan berbagai barang bekas lain. Di luar bangunan, kamu bisa melihat berbagai lampu taman yang dibuat dari pipa PVC bekas berdiri di atas rerumputan hijau yang dibuat per blok-bloknya. Kombinasi dari berbagai material bekas itu justru membuat Rempah Rumah Karya tampak menyatu dengan alam.
Adapun ide kreatif pembangunannya muncul dari Paulus Mintarga, salah satu sosok penting yang dalam bidang desain ‘creative & green hospitality’. Paulus juga dikenal sebagai CEO Rumah Atsiri Indonesia.
Kini, selain menjadi tempat konsultan arsitektur, Rempah Rumah Karya juga menjadi ruang workshop yang aktif mewadahi kegiatan-kegiatan seni budaya kreatif. Hal itu misalnya, pameran, seminar, pertemuan masyarakat, hingga karya kreatif untuk pelajar.
- Guha
- Guha

Guha dok Guha
Berlokasi di Kembangan, Jakarta Barat, Guha hadir sebagai studio arsitek yang memiliki ruang publik dengan konsep berkelanjutan. Ada perpustakaan, “Omah Library”, yang bisa dikunjungi untuk menambah ilmu soal arsitektur.
Guha mengusung konsep bangunan ramah lingkungan dan hemat energi yang disesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia. Hal itu tampak dari penggunaan bambu sebagai material utama yang pembuatannya melibatkan pengrajin dari Jawa Barat. Sementara itu, bangunan keseluruhannya terlihat menggunakan bentuk geometri sehingga menampilkan kesan yang dinamis dan fleksibel.
Di samping itu, Realrich Sjarief selaku arsitek dan pemilik Guha, menghadirkan warna bernuansa earth tone dan monokromatik. Perpaduannya dipercaya dapat menghadirkan kesederhanaan, ketenangan, sekaligus menjadi bangunan yang menyatu dengan bumi.
- Cafe Del Mar Bali
- Cafe Del Mar Bali

Cafe Del Mar dok Cafe Del Mar Bali
Terakhir, kamu bisa berkunjung ke Cafe del Mar, Bali. Berlokasi di kawasan Canggu, bangunan ini membawa konsep arsitektur Mediterania-Spanyol dalam versi simpel. Selaku arsitek, Rafael Pasaribu, menghadirkan sentuhan Café del Mar Ibiza, seperti warna-warna putih dan biru yang dominan, serta kusen lengkung.
Di Cafe del Mar Bali, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan yang langsung menghadap ke Samudra Hindia. Beragam zona yang ada, mulai dari ruang restoran, sun lounger, day bed, luxury pool booth, dan lainnya, bisa kamu nikmati selama menghabiskan waktu di Cafe del Mar Bali.
Itulah tujuh tempat dengan arsitektur unik yang bisa kamu kunjungi di Indonesia. Mulai dari bangunan bernuansa heritage hingga yang modern semua bisa menghadirkan inspirasi buatmu. Jadi, kira-kira tempat mana yang ingin kamu kunjungi pertama?
Empty space, drag to resize
Kelas
\Learnworlds\Codeneurons\Pages\ZoneRenderers\CourseCards
Artikel Terbaru

Temukan panduan terbaik di bidang kreatif, belajar dari pelaku industri, dan mulai bisnis impianmu hari ini!
Copyright © 2020
Daftarkan dirimu untuk Karena Melangkah
Segera.
Thank you!